
kobexielite.com/ – Sebuah gambar bisa membantu manusia mengabadikan apa yang pernah mereka lihat di dunia. Tak sekadar jadi pengabadi, gambar pun bisa merekam berbagai fenomena sebagai cerita untuk lintas generasi. Kalimat itulah yang mungkin mengilhami manusia untuk menciptakan alat yang belakangan disebut kamera.
Alat dari susunan lensa yang bertugas menangkap bayangan hasil pantulan cahaya terhadap objek. Kini alat tersebut nyaris dimiliki oleh semua orang, bahkan melekat di masing-masing ponsel. Orang pun kini dengan gampangnya menjepret foto sesuka hati, asalkan kapasitas memori memadai.
Kondisi yang seperti itu tentu beda dengan zaman dulu. Misalnya era 80-an, ketika ada banyak tukang foto keliling yang menawarkan jasanya hingga masuk ke sudut-sudut kampung. Satu-satunya format gambar atau foto kala itu adalah kertas hasil cetakan dari film. Biasanya, kertas-kertas foto akan disimpan ke dalam semacam buku kosong untuk dijadikan album.
Format sekarang berbeda jauh sejak fotografi digital jadi kiblat. Orang-orang sekarang hanya butuh media penyimpanan dalam bentuk memori kecil yang bisa dibuka kapan saja. Lantas, tahukah kamu apa saja format gambar digital yang pernah ada di dunia? Kali ini Carisinyal akan merangkum 10 format gambar digital paling populer seperti berikut:
1. PCX
*sumber: https://www.lifewire.com/
PCX bisa dibilang sebagai salah satu format gambar digital tertua di dunia. Format dengan nama panjang Picture Exchange ini diluncurkan pertama kali pada 1985. Pengembangnya adalah perusahaan asal Amerika Serikat, Zsoft Corporation. Pemakaian format PCX pada gambar menjadi jamak ketika kala itu orang mengenal komputer berbasis DOS (Disk Operations System)—terutama perangkat IBM.
Awalnya format ini hanya bisa mendukung indeks palet (tabel ragam warna) 256 warna (8 bit). Namun, pengembangan lebih lanjut memungkinkan gambar punya kedalaman warna hingga tingkat true-color (24-bit, sekitar 16,7 juta warna).
Kualitas gambar yang dihasilkan dengan format ini sebenarnya bagus. Hanya, ukuran file-nya cukup besar. Selain itu, PCX hanya kompatibel di perangkat komputer dengan software Paintbrush. Dua masalah terakhir membuat format ini sekarang ditinggalkan.
2. GIF
*sumber: https://digitalcommunications.wp.st-andrews.ac.uk/
GIF adalah kependekan dari Graphics Interchange Format. Format ini juga merupakan salah satu yang tertua selain PCX karena diperkenalkan pada 1987. Aktor di balik format GIF adalah tim dari provider online Amerika Serikat, CompuServe, yang dipimpin oleh Steve White. Kemunculan GIF seolah menjawab problem yang dialami PCX.
Sebab, GIF langsung merebut hati publik karena mendukung di segala perangkat. Bahkan, WWW (World Wide Website) alias teknologi persitusan internet, pun menjadikan format ini sebagai pilihan utama guna menampilkan gambar. Menariknya lagi, GIF mampu menampilkan gambar bergerak atau animasi.
Kompresi data yang dimiliki GIF sangat baik, sehingga kualitas gambarnya terjaga kendati ukurannya minim. Namun, variasi warna yang didukung oleh format ini tidaklah sekaya format-format lain. Sementara itu, aplikasi perpesanan Telegram mengganti koleksi animasinya dari format GIF ke format MPEG4 pada 2016.
Telegram menilai MPEG4 membuat mereka menghemat 95 persen sumber daya penyimpanan ketimbang GIF, dengan kualitas gambar yang sama. Beberapa orang lebih senang memakai format ini untuk gambar greyscale karena GIF bisa menciptakan citra transparan.
3. TIFF
*sumber: https://www.canto.com
Sudah cukup lama format TIFF ada di dunia, yakni sejak dilahirkan pada 1986. TIFF, yang merupakan singkatan dari Tag Image File Format, awalnya dikembangkan oleh Aldus Corporation. Pengembangan TIFF kemudian dilanjutkan oleh Adobe setelah Aldus diakuisisi.
Keunggulan utama yang dimiliki TIFF adalah kualitasnya sangat baik saat dicetak. Itulah mengapa mayoritas scanner mendukung format ini pada dekade 80-an dan 90-an. Gambar dengan format ini juga diklaim cukup fleksibel karena mampu disusupi data lain seperti keterangan ukuran dan data pengaturan.
Namun, karena fokus format ini adalah menjaga kualitas gambar, ukurannya menjadi besar. Padahal, metode pemampatan gambar Lempel–Ziv–Welch (LZW) sudah diterapkan di format TIFF. Karena ukurannya yang besar, format ini juga tidak direkomendasikan untuk website. Bahkan tidak ada browser yang secara default mampu menampilkan gambar dengan format TIFF.
4. PNG
*sumber: https://www.lifewire.com
PNG alias Portable Network Graphics, pada dasarnya memakai pendekatan kompresi yang sama dengan GIF. Yakni dengan memadatkan file gambar tanpa menghilangkan bagian dari citra yang dikandung. Metode ini disebut dengan lossless compression (Lempel–Ziv–Welch). PNG diklaim punya akurasi kompresi yang 5-25 persen lebih baik ketimbang GIF.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website carisinyal.com. Situs https://kobexielite.com/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://kobexielite.com/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

