cool hit counter

Rusia Sentil Biden soal Ukraina, Bandingkan Saat Krisis Rudal Kuba

Shopee Promo

kobexielite.com/ – Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyentil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden soal perang di Ukraina . Lavrov mengharapkan Biden memiliki kebijaksanaan dalam menangani konfrontasi global, yang mirip dengan situasi saat krisis rudal Kuba terjadi tahun 1962 silam.

Seperti dilansir Reuters, Senin (31/10/2022), invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu, telah memicu konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak krisis rudal Kuba terjadi yang nyaris membuat Uni Soviet dan AS terlibat perang nuklir.

Presiden AS saat itu, John F Kennedy, mendapati pemimpin Soviet Nikita Khrushchev mengerahkan rudal-rudal nuklir ke Kuba, setelah invasi Teluk Babi yang gagal dan adanya pengerahan rudal-rudal nuklir AS di wilayah Italia juga Turki.

Invasi Teluk Babi merujuk pada upaya orang-orang yang diasingkan dari Kuba, yang didukung AS, untuk menggulingkan kekuasaan Komunis. Upaya itu berhasil digagalkan oleh otoritas Kuba pada saat itu.

Dalam wawancara untuk dokumenter televisi pemerintah Rusia soal krisis rudal, Lavrov mengatakan ada kemiripan dengan situasi tahun 1962 silam, terutama karena Rusia sekarang terancam oleh persenjataan Barat di Ukraina.

“Saya berharap dalam situasi saat ini, Presiden Joe Biden akan memiliki lebih kesempatan untuk memahami siapa yang memberikan perintah dan bagaimana caranya,” ucap Lavrov.

“Situasi ini sangat mengganggu,” sebutnya. “Perbedaannya adalah pada tahun 1962, Khrushchev dan Kennedy menemukan kekuatan untuk menunjukkan tanggung jawab dan kebijaksanaan, dan sekarang kami tidak melihat kesiapan seperti itu di pihak Washington dan satelitnya,” ujar Lavrov.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak untuk mengomentari pernyataan Lavrov itu. Namun juru bicara itu menyinggung soal pernyataan sebelumnya soal menjaga komunikasi tetap terbuka dengan Moskow.

Para jenderal top AS dan Rusia melakukan percakapan via telepon pada Senin (24/10) pekan lalu, yang merupakan pertama kali sejak Mei, atau sehari setelah Menteri Pertahanan (Menhan) AS dan Rusia berbicara via telepon.

Pada 27 Oktober 1962 silam, dunia menekati perang nuklir ketika kapten kapal selam Soviet ingin meluncurkan senjata nuklir setelah Angkatan Laut AS menjatuhkan peledak di sekitar kapal selam itu.

Kemudian pada hari yang sama, Kennedy secara diam-diam setuju memindahkan semua rudal di Turki sebagai pertukaran dengan sikap Khrushchev memindahkan semua rudal dari Kuba. Krisis saat itu menyebar, meskipun menjadi simbol bahaya persaingan negara-negara adidaya dalam Perang Dingin.

Presiden Vladimir Putin menyebut penolakan Barat atas kekhawatiran Rusia soal keamanan Eropa pasca-Soviet, dan khususnya soal perluasan aliansi militer NATO ke kawasan timur, sebagai salah satu penyebab konflik.

AS dan sekutu-sekutunya di Eropa menyebut kekhawatiran Rusia berlebihan dan tidak bisa dijadikan pembenaran untuk invasi ke Ukraina.

Saat ditanya lebih lanjut soal apa yang seharusnya dilakukan Rusia dalam situasi krisis terkini, Lavrov menjawab: “Kesiapan Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, untuk perundingan tetap tidak berubah.”

Simak video ‘Militer Rusia-Ukraina Bertempur Sengit di Zaporizhzhia’:

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://kobexielite.com/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://kobexielite.com/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

close Shopee Promo